Dalam sebuah hadist yang berasal dari Aisyah ra mengatakan "“Sesungguhnya minuman yang paling disukai oleh Rasulullah SAW adalah Al Hulwa Al Barid (minuman manis yang dingin).” (H.R. Tirmidzi).
Selain itu, Rasulullah saw juga perah ditanya tentang minuman apa yang paling disukai dan Rasulullah saw penjawab, minuman manis dan dingin. “Minuman apakah yang paling baik?” Beliau menjawab, “Minuman yang manis dan dingin.” (H.R. Ahmad)
Dari sini kita mengetahui bahwa minuman yang disukai oleh Rasulullah saw adalah minuman yang manis dan dingin. Tapi seperti apakah minuman yang manis dan dingin tersebut? Apakah air putih ditambah gula dan kemudian diberikan batu es? Atau seperti minuman teh manis dingin atau seperti apa?
Dalam sebuah hadist dari Jabir RA, Abu Abdillah Al Maqdisi mengatakan bahwasannya Nabi SAW pernah masuk ke rumah seseorang dari kalangan Anshar bersama seorang sahabatnya. Lalu beliau SAW bersabda kepadanya, “Jika kamu punya air yang malam ini menginap di dalam sebuah gentong, (maka berikanlah kepada kami). Jika tidak, maka kami akan minum langsung dari telaga dengan mulut tanpa wadah.” (H.R. Bukhari)
Dari hadist ini kita mendapati bahwa air dingin yang dimaksud adalah air yang telah didinginkan semalam oleh hawa atau udara yang kemudian dalam kitab At-Tabikh karya Ibnu Sayyar dengan ma’ mubarad bil hawa.’
Nah, dari tadi kok kita bahas air? Katanya mau bahas sirup kesukaan Rasulullah saw? Karena ternyata air dingin ini terkadang dijadikan bahan baku untuk membuat sirup yang menjadi kesukaan Rasulullah saw.
Lalu apakah minuman sirup yang menjadi kesukaan Rasulullah saw?
Minuman yang menjadi kesukaan Rasulullah saw itu biasa disebut Nabidz atau naqi’ atau air rendaman kurma dan biasanya minuman ini menjadi sajian ketika diadakannya pesta pernikahan.
Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Abu Usaid As Sa’idi pernah mengundang Nabi SAW di hari pernikahannya, sementara istri Abu Usaid juga lah yang melayani mereka (para undangan) padahal ia sebagai pengantin (mempelai wanita). Isteri Abu Usaid berkata, “Apakah kalian mengetahui apa yang aku tuangkan kepada Rasulullah SAW?” “Aku tuangkan kepada beliau (minuman) dari rendaman kurma semalam di dalam kuali.” (H.R. Bukhari)
Dari riwayat lain juga diceritakan bahwa dari Abdullah bin Mas’ud ra bahwa ia pernah bersama Rasulullah SAW pada malam gelap gulita, lalu Nabi SAW bersabda kepadaku: “Wahai Abdullah, apakah engkau memiliki air?” ia menjawab; Aku membawa nabidz dalam kantong kulit. Lalu beliau meminta: “Tuangkan untukku.” Beliau pun berwudhu. Lalu Nabi SAW bersabda; “Wahai Abdullah bin Mas’ud, ini dapat diminum dan mensucikan.” (H.R. Ahmad)
Nah sekarang kita sudah tau minuman sirup yang disukai oleh Rasullah saw adalah seperti yang diterangkan oleh hadist di atas. Lalu bagaimanakah cara membuatnya? Enak juga nih kalau di Ramadhan ini bisa menikmati minuman seperti minuman kesukaannya Rasulullah saw ini. Dan alhamdulillah cara membuat minuman Nabidz atau naqi’ ini ada diriwayatkan dalam beberapa hadist, sehingga kitapun tidak menjadi penasaran bagaimanakah cara mebuatnya.
Dari sebuah hadist yang berasal dari Aisyah ra diceritakan, Aisyah pernah ditanya tentang nabidz, kemudian ia memanggil seorang budak wanita asal Habasyah. “Bertanyalah kepada wanita ini!” Kata Aisyah. “Karena ia dahulu pernah membuat nabidz untuk Rasulullah SAW,” tambahnya.
Lalu wanita asal Habasyah itu berkata, “Aku pernah membuat nabidz untuk beliau dalam sebuah kantung kulit pada malam hari. Kemudian aku mengikatnya dan menggantungnya. Lalu di pagi harinya beliau SAW meminumnya.”
Dari Aisyah dia berkata, “Kami biasa membuat perasan untuk Rasulullah SAW di dalam air minum yang bertali di atasnya, kami membuat rendaman di pagi hari dan meminumnya di sore hari, atau membuat rendaman di sore hari lalu meminumnya di pagi hari.” (H.R. Muslim)
Sirup Nabidz ini dibuat dengan dua bahan, yaitu air segar dan buah kering yang manis, umumnya anggur atau kurma. Kurma yang direndam dalam air untuk membuat nabidz setidaknya membutuhkan waktu 12 jam hingga gula yang ada padanya melarut bersama air. Setelah 12 jam nabidz dapat diminum, atau jika tidak perendaman bisa dilanjutkan selama dua hari baru diminum namun dengan syarat harus di tempat dengan wadah kedap bebas kontaminasi atau disimpan dalam refrigerator.
Namun dalam proses perendaman nabidz ini ada beberapa catatan yang harus diwaspadai. Nabidz ini tidak boleh direndam lebih dari tiga hari, karena kalau sudah sampai tiga hari minuman ini akan menjadi haram karena telah berubah menjadi khamr atau minuman yang memabukkan. Dalam sebuah hadist dari Ibnu Abbas ia berkata, “Nabi SAW pernah dibuatkan perasan anggur, beliau lalu meminumnya pada hari itu, kemudian keesokan harinya, kemudian keesokannya lagi, yaitu sore hari di hari ketiga. Kemudian beliau memerintahkan agar diberikan kepada pelayan atau dibuang.” (H.R. Abu Daud)
Selain menjadi minuman sgar ternyata nabidz juga memiliki manfaat lain. Abu Abdillah Al Maqdisi menyampaikan bahwa, jika air dingin dicampur dengan sesuatu yang bisa membuatnya menjadi manis maka ia dapat mengantarkan makanan (nutrisi) ke seluruh tubuh, menghangatkannya, menyebarkan panas alaminya, dan memperbaiki pencernaan.
Demikianlah bahasan kita tentang minuman sirup yang menjadi kesukaan Rasulullah saw, nabidz atau naqi'. Jadi penasaran bagaimana rasanya minuman ini. Ada yang mau membuat dan berikan gratis pada saya?
Semoga bermanfaat.
*tulisan ini disarikan dari tulisan ustadz Joko Rinanto dari situs eramuslim.com
Berkomentarlah dengan cara yang baik. Jangan beriklan disini. Semoga silaturahim diantara kita tetap terjaga
Terima kasih